KERINCI SETELAH PERANG DEPATI PARBO

,
Setelah perang Kerinci selesai, terbentuklah sistem pemerintahan kolonial Belanda. Tahun 1916 Onder Afdelling Kerinci dibagi 3 Onder Distrik,yaitu:
1. Onder Distrik Kerinci Hulu dengan ibu kota berkedudukan di Semurup.
2. Onder Distrik Kerinci Tengah ibukota berkedudukan di Sungai Penuh.
3. Onder Distrik Kerinci Hilir berkedudukan di Sanggaran Agung.

Pada tahun 1922 Kerinci menjadi Afdelling Kerinci Painan dalam Kepresidenan Sumatra Barat, Belanda menyadari bahwa kekuasaan tokoh-tokoh adat di dusun-dusun dibutuhkan. Tokoh adat ini digunakan oleh Belanda untuk memperkuat penjajahan di Kerinci. Belanda membentuk pemerintahan kemandapoan. Kemandapoan langsung di bawah Onder Distrik yang tiga tadi. Di bawah kemandapoan terdapat pemerintahan dusun-dusun atau kepala Dusun dan di bawahnya ada Ninik Mamak. Pemerintahan Kemandapoan tetap berjalan sampai dikeluarkannya UU Nomor 5 tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa, dengan keluarnya UU ini berakhirlah pemerintahan Kemandapoan di Kerinci.

PERANG KERINCI 1901-1903

,
Belanda berupaya mencari jalan ke Kerinci. Mula-mula pada tahun 1900 dari muko-muko dikirim sepasukan Belanda mengadakan patroli di Bukit Setinjau Laut. Di puncak Gunung Raya Belanda mendirikan sebuah pesangrahan dan memasang satu tanda sebagai peringatan kedatangan mereka. Setelah diketahui adanya Belanda yang akan menyerang Kerinci, maka rakyat Kerinci menjadi gempar dan marah, karena orang Belanda yang datang itu di anggap kafir, penduduk kerinci 100% penganut islam, tentu kedatangan Belanda tidak disukai.

Pertempuran pertama di Renah Manjuto berkecamuk antara hulubalang Kerinci dengan pasukan Belanda di bawah pimpinan Depati Parbo. Korban dipihak Belanda banyak sekali hingga mereka gagal memasuki Kerinci. Ketika itu pada tahun 1901 perang Kerinci melawan penjajahan Belanda dimulai pada bulan oktober 1901, 120 orang pasukan Belanda berada di Indrapura bersiap menyerang Kerinci. Pada bulan Maret 1902, 500 orang pasukan Belanda di bawah Komandan Bolmar mendarat di Muaro Sakai, Tuanku Regen sebagai petunjuk jalan masuk Kerinci. Belanda menyerang dari tiga jurusan:
1. Dari Ranah Manjuto
2. Dari Koto Limau Sering
3. Dari Tamiai

Perang hebat terjadi di tiga tempat tersebut. Setelah Koto Limau Sering dikuasai, pasukan Belanda turun memasuki ke Lembah Kerinci. Dalam perang di Pulau Tengah yang dipimpin oleh ulama terkenal masa itu yakni Haji Ismail dan wakilnya Haji Husin, telah bergabung pula para hulubalang dari dusun-dusun lainnya di Kerinci. Itulah sebabnya dalam sejarah perang Kerinci, pertempuran didusun ini merupakan pertempuran yang tersengit dan terlama (lebih kurang 3 bulan). Pulau tengah diserang oleh Belanda sejak tanggal 27 maret 1902 dari 3 jurusan, yaitu:
1. Jurusan Timur; Sanggaran Agung-Jujun.
2. Jurusan Utara; Batang Merao-Danau Kerinci.
3. Jurusan Barat; Semerap-Lempur Danau.

Serangan terakhir untuk Pulau Tengah di lakukan Belanda pada tanggal 9-10 Agustus 1903 dengan membakar Dusun Baru, perlawanan rakyat dapat mereka selesaikan.

Terakhir pasukan Belanda menjatuhkan serangan ke Lolo, markas panglima Perang Kerinci Depati Parbo. Pertempuran 5 hari disana dan akhirnya Belanda dapat membujuk Depati Parbo mengadakan perundingan damai. Dalam perundingan inilah Depati Parbo di tangkap dan di buang ke Ternate, setelah Kerinci aman tahun 1927, atas permohonan kepala-kepala Mendapo di Kerinci kepada pemerintahan belanda, Depati Parbo dibebaskan dan kembali ke Kerinci.

HUBUNGAN KERINCI DENGAN DUNIA LUAR

,
Sejak zaman prasejarah Kerinci telah terbuka dan mempunyai hubungan dengan daerah luar, dibuktikan dengan penemuan bejana perunggu yang berbentuk seperti periuk langseng dan gepeng. Bentuk dan ukiran bejana tersebut sama dengan yang ditemukan dipulau Madura. Ukiran kedua bejana tersebut sangat indah, hiasan ukiran berupa gambar-gambar geometris dan berpilim mirip huruf "J".

Persumpahan di Bukit Setinjau Laut Lunang antara Kerinci, Jambi dan Indrapura (Minangkabau) merupakan jalinan persahabatan yang akrab antara tiga kerajaan tersebut. Persumpahan itu membicarakan masalah saling bantu membantu antara satu daerah dengan daerah lain, baik sosial ekonomi maupun bidang pertahanan.

Pesisir Andalas diduduki Belanda pada tahun 1666 M, kemudian pada tanggal 19 Agustus 1781 Pesisir Barat Sumatera diduduki oleh Inggris, kemudian pada 1819 Inggris mengebalikan lagi kepada Belanda. Pada waktu itu penduduk Kerinci telah banyak yang berdagang ke luar daerah seperti Muko-muko, Tapan, Indrapura, Bangko dan Jambi dengan membawa hasil pertanian seperti kopi, beras dan lain-lain. Banyak pula yang merantau ke Tanah Seberang atau Semenanjung Malaya dan seterusnya mereka menunaikan ibadah haji dari Malaya

HUBUNGAN KEMASYARAKATAN

,
Struktur kesatuan masyarakat Kerinci dari besar sampai yang kecil, yaittu kemendapoan, dusun, kalbu, perut, pintu dan sikat. Dalam musyawarah adat mempunyai tingkatan musyawarah adat, pertimbangan dan hukum adat, berjenjan naik, bertangga turun, menurut sko yang tiga takah, yaitu Tengganai, sko Ninik Mamak dan sko Depati.

Perbadaan kelas dalam masyarakat Kerinci tidak begitu menyolok. Stratifikasi sosial masyarakat Kerinci hanya berlaku dalam kesatuan dusun antara pecahan dusun induk. Kesatuan ulayat negeri atau dusun disebut parit bersudut empat. Segala masalah yang terjadi baik masalah warisan, kriminal, tanah dan sebagainya selalu disesuaikan menurut hukum adat yang berlaku.

HUBUNGAN KEKERABATAN

,
Masyarakat Kerinci menarik garis keturunan secara matrilineal, artinya seorang yang dilahirkan menurut garis ibu menurut suku ibu. Suami harus tunduk dan taat pada tenganai rumah, yaitu saudara laki-laki dari istrinya. Dalam masyarakat Kerinci perkawinan dilaksanakan menurut adat istiadat yang disesuaikan dengan ajaran agama Islam.

Hubungan kekerabatan di Kerinci mempunyai rasa kekeluargaan yang mendalam. Rasa sosial, tolong-menolong, kegotongroyongan tetap tertanam dalam jiwa masyarakat Kerinci. Antara satu keluarga dengan keluarga lainnya ada rasa kebersamaan dan keakraban. Ini ditandai dengan adanya panggilan-panggilan rasa saudara-saudara dengan panggilan yang khas. Karenanya keluarga atau antar keluarga sangat peka terhadap lingkungan atau keluarga lain. Antara orang tua dengan anak, saudara-saudara perempuan seibu, begitupun saudara-saudara laki-laki merupakan hubungan yang potensial dalam menggerakkan suatu kegiatan tertentu.

SEJARAH KERINCI - Pemerintahan

,
Satu kelompok masyarakat di dalam satu kesatuan dusun dipimpin oleh kepala dusun, yang juga berfungsi sebagai Kepala adat atau tetua adat. Adat istiadat masyarakat dusun dibina oleh para pemimpin yang jabatannya yaitu Depati dan Ninik Mamak. Dibawah Depati ada Permenti (Rio, Datuk dan Pemangku) merupakan gelar adat yang mempunyai kekuatan dalam segala masalah kehidupan masyarakat adat. Wilayah Depati Ninik Mamak disebut "ajun arah". Struktur pemerintahan Kedepatian:
1. Depati Empat Pemangku Lima Delapan Helai Kain Alam Kerinci, berpusat di Rawang.
2. Depati Empat Tiga Helai Kain, berpusat dipulau Sangkar.
3. Pegawe Rajo Pegawe Jenang Suluh Bindang Alam Kerinci, berpusat di Sungai Penuh.
4. Seliring Panjang atau Kelambu Rajo, berpusat di Lolo.
5. Tigo Luhah Tanah Sekudung, berpusat di Siulak.
6. Lekuk Limo Puluh Tumbi, berpusat di Lempur.

Kekuatan Depati menurut adat dikisahkan memenggal putus, memakan habis, membunuh mati. Depati mempunyai hak yang tertinggi untuk memutuskan suatu perkara. Dalam dusun ada 4 pilar yang disebut golongan 4 jenis, yaitu golongan adat, ulama, cendikiawan, dan pemuda.

Ninik Mamak mempunyai kekuatan menyelesaikan masalah di dalam kalbunya masing-masing. Dusun terdiri dari beberapa lurah. Lurah terdiri dari beberapa perut dan perut terdiri dari beberapa pintu, didalam pintu ada lagi sikat-sikat. Bentuk pemerintahan Kerinci sebelum kedatangan Belanda dengan sistem demokrasi asli, merupakan sistem otonomi murni. Eksekutif adalah Depati dan Ninik mamak. Legislatif adalah Orang Tuo Cerdik Pandai. Depati juga mempunyai kekuasaan menghukum dan mendenda diatur dengan adat yang berlaku dengan demikian dwi fungsi Depati ini adalah sebagai Yudikatif dusun. Ini pun berlaku sampai sekarang untuk pemerintah desa, juga pada zaman penjajahan Belanda dan Jepang dipergunakan untuk kepentingan memperkuat penjajahannya di Kerinci.

SELAYANG PANDANG

,
Kabupaten Kerinci dikenal sebagai Kabupaten yang memiliki panorama yang terindah di Provinsi Jambi yang keindahannya menjadi terkenal dengan keberadaan Gunung Kerinci yang merupakan gunung tertinggi di Sumatera, Air Terjun Telun Berasap dan Danau Gunung Tujuh di kaki Gunung Kerinci. Keberadaan Taman Nasional Kerinci Seblat yang Merupakan paru-paru dunia, dimana hidup bermacam flora dan fauna yang berguna untuk penelitian, Danau Kerinci, Danau Lingkat dan sejumlah peninggalan bersejarah serta banyaknya objek menjadi Kerinci semakin menarik.

Letak wilayah Kabupaten Kerinci secara geografis adalah diantara 01 41' sampai 02 26' lintang selatan dan 101 08' sampai 101 40' bujur timur dengan ibukota Sungai Penuh yang berjarak 418 km dari kota jambi.

Kabupaten Kerinci secara administratif dibagi dalam 17 kecamatan dengan berbagai perkembangannya masing-masing, baik karena potensi geografis, sumberdaya alam, sumberdaya manusia, maupun karena pembangunan prasarana pada masing-masing wilayah.

Sebagai suatu wilayah kabupaten kerinci terbentang di atas wilayah seluas 420.000 ha dan jumlah penduduk sebesar 311.354 jiwa yang sebagian besar bekerja pada sektor pertanian dan perkebunan.
 

VISIT KERINCI Copyright © 2011 | Template design by O Pregador | Powered by Blogger Templates