Potensi Sumber Daya Wisata Alam

,
Karakteristik tofografis dan morfologis yag dimilikinya menjadikan Kabupaten Kerinci sebagai wilayah yang beriklim sejuk dan berpanorama alami sangat indah dan menakjubkan. Kondisi ini menganugerahi Kerinci suatu potensi sumber daya wisata alam (ekowisasta) yang sangat besar. Potensi wisata alam juga ditunjukkan oleh kekayaan flora dan fauna dengan keanekaragamannya yang sangat tinggi khususnya dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Keragaman potensi flora mencakup lebih kurang 4000 jenis yang didominasi oleh famili dipterocarpacae, leguminosae, lauraceace dan mirtaceae serta terdapat semak-semak alvin dari vaccinium rhododendron pada daerah di atas 3000 mdpl. Selain itu juga terdapat tegakan alam pinus mercuri strain Kerinci, bunga bangkai, amorphophallus titanum, bunga reflesia arnoldi dan berbagai jenis flora lainnya.

Tidak jauh berbeda dengan kekayaan flora, pada kawasan TNKS juga terdapat berbagai jenis fauna yaitu mencapai 37 jenis mamalia, 139 jenis burung, 10 jenis reptelia dan 6 jenis primata. Berbagai jenis satwa langka lainnya yang ditemukan adalah badak sumatera (dicerorphinis sumatrensis), harimau sumatera (phantera tigiris), macan dahan (neopelis nebbulosa, kambing hutan (capricornis sumatrensis, dengan jenis primata seperti siamang (sympalangus syndactilus), ungko (hylobetes agilis), simpai (presbytis melaluphos), wau-wau hitam (Hylobates lar), beruk (maraca nemestrina, kera (mancaca dascicu-laris) dan fauna lainnya.

Potensi sumber daya obyek wisata alam lainnya adalah Danau Kerinci, Danau Gunung Tujuh, Danau Lingkat, Air Terjun, Gunung Kerinci, Air Panas, Aroma Peco, Goa, Panorama Alam, Batu Gong Pondok, Batu Bersurat, Mesjid Agung Pondok Tinggi, Mesjid Keramat Pulau Tengah, Periuk tembikar Rawang dan Tulisan Rencong pada kulit kayu dan tanduk. Danau Gunung Tujuh merupakan danau yang berada diatas pegunungan bukit barisan dan tercatat sebagai danau tertinggi di Asia Tenggara, sementara Gunung Kerinci tercatat sebagai gunung berapi aktif tertinggi di Indonesia.

Investasi Dunia Usaha

,
Potensi utama yang sangat mendukung perkembangan dunia usaha dan kegiatan investasi di Kabupaten Kerinci adalah lahan subur dengan produksi berbagai jenis komoditas pertanian dan perkebunan, ketersediaan bahan pakan bagi pengembangan peternakan, sumber daya air yang melimpah untuk usaha perikanan darat, dan kondisi alam dan sosial budaya masyarakat yang potensial bagi pengembangan kegiatan pariwisata seperti telah digambarkan sebelumnya. Pengembangan potensi tersebut didukung oleh ketersediaan tenaga kerja dengan tingkat pendidikan cukup tinggi yaitu berpendidikan SLTA ke atas. Pengembangan potensi tersebut akan memberikan peluang yang semakin besar bagi kegiatan investasi dan berbagai aktivitas dunia usaha bila dilengkapi dengan pembangunan infrastruktur transportasi, penyediaan energi listrik dan jaringan telekomunikasi secara lebih memadai.

Potensi peningkatan berbagai produk pertanian tanaman bahan makanan, perkebunan, peternakan dan perikanan memberikan peluang yang besar bagi kegiatan investasi baik kegiatan budidaya di bagian hulu maupun pengembangan industri pengolahan di bagian hilir khususnya industri pengolahan pangan. Keberadaan potensi sumber daya alam lainnya juga memberikan peluang investasi dibidang pertambangan dan penggalian serta khususnya pengolahan bahan galian golongan C.

Selain dukungan potensi sumberdaya alam dan infrastruktur fisik, kegiatan investasi juga membutuhkan dukungan iklim administrasi pemerintahan yang pro dunia usaha. Perizinan dibidang dunia usaha yang diterbitkan pemerintah daerah meliputi izin prinsip, izin lokasi, izin gangguan (HO), IMB, izin trayek angkutan pedesaan, izin usaha, izin reklame, izin usaha restoran, izin rumah makan, izin usaha hotel, izin usaha restouran/rumah makan dan izin usaha pertambangan bahan galian golongan C. Faktor sangat penting yang harus dilakukan adalah menciptakan efisensi dalam bidang perizinan dengan tetap selektif terhadap penilaian calon investor.

Tingkat Pendapatan Masyarakat

,
Tingkat pendapatan masih menjadi indikator utama tingkat kesejahteraan masyarakat, disamping berbagai indikator sosial ekonomi lainnya. Perkembangan tingkat pendapatan masyarakat dapat dilihat dari tingkat pendapatan perkapita atau pendapatan rata-rata per penduduk. Peningkatan nilai PDRB nominal yang mencapai 16,94 persen per tahun selama periode 2000-2008 meningkatkan secara langsung pendapatan per kapita nominal sebesar 16,37 persen per tahun. Apabila efek kenaikan tingkat harga dihilangkan, peningkatan laju pertumbuhan PDRB rill sebesar 5,01 persen juga meningkatkan secara langsung pendapatan perkapita rill masyarakat sebesar 4,25 persen per tahun pada periode yang sama.

Bila diamati pola perubahannya, peningkatan pendapatan per kapita nominal ternyata lebih berfluktuasi mengikuti perubahan tingkat harga umum atau inflasi, tetapi laju kenaikan pendapatan per kapita rill meningkat secara konsisten hingga mencapai 5,90 persen pada tahun 2008 dari 3,12 persen pada tahun 2001. Peningkatan pendapatan per kapita rill menunjukkan dua hal yaitu: (1) peningkatan produksi barang-barang dan jasa-jasa yang melebihi kenaikan tingkat harga umum dan (2) peningkatan pendapatan rill yang melebihi kenaikan jumlah penduduk. Kabupaten Kerinci merupakan daerah yang berswasembada pangan sehingga potensi gejolak kenaikan tingkat harga umum yang bersumber dari volatilitas harga komoditas pangan relatif kecil. Fakta menunjukkan tingkat harga komoditas bahan makanan di Kabupaten Kerinci relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan tingkat harganya di daerah lain khususnya dalam kawasan Provinsi Jambi.

Peningkatan pendapatan per kapita rill menunjukkan bahwa kesejahteraan masyarakat telah mengalami perbaikan selama delapan tahun terakhir, namun bila dilihat nilai absolutnya sebesar Rp 3.077.525,48 pada tahun 2008, angkanya masih tergolong rendah. Secara keseluruhan PDRB per kapita Provinsi Jambi mencapai Rp 5.196.810 pada tahun 2007, sementara PDRB per kapita Kabupaten Kerinci hanya sebesar Rp 3.202.469 pada tahun 2008. Ini berarti bahwa taraf hidup masyarakat Kerinci masih berada di bawah rata-rata taraf hidup masyarakat Provinsi Jambi. Kemampuan daya beli rill masyarakat hanya sebesar Rp 256.460 per orang per bulan. Dengan anggapan satu keluarga beranggotakan 4 orang, berarti penghasilan rill rata-rata rumah tangga per bulan adalah sekitar Rp 1.024.841. Jika digunakan nilai pendapatan nominal, dengan cara yang sama diperoleh pendapatan rumah tanga perbulan sebesar Rp 2.432.247. Masih rendahnya taraf hidup masyarakat terkait erat dengan ketergantungan sumber penghidupan pada sektor pertanian tanpa diikuti oleh pengembangan industri pengolahannya sehingga nilai tambah yang diperoleh masih relatif kecil. Beranjak dari fakta ini, upaya mendorong peningkatan pendapatan masyarakat yang sebagian besar hidup dari sektor pertanian harus berawal dari peningkatan nilai tambah berbagai produk pertanian.

Struktur Perekonomian Daerah

,
Pola pertumbuhan ekonomi seperti dikemukakan di atas berpengaruh langsung terhadap perubahan struktur ekonomi Kabupaten Kerinci. Pertumbuhan sektor pertanian yang lebih tinggi dibanding sektor industri menyebabkan pangsanya tidak mengalami perubahan yang berarti bahkan meningkat pada tahun 2008, sementara pangsa sektor industri pengolahan menurun dari posisinya pada tahun 2000. Angka-angka ini menunjukkan bahwa pola perubahan struktur ekonomi Kabupaten Kerinci tidak berlangsung seperti lazimnya yang terjadi pada perekonomian wilayah maju yaitu bergesernya aktivitas ekonomi dari pertanian ke industri dan jasa-jasa.

Pada kasus perekonomian Kabupaten Kerinci, dominasi sektor pertanian tergolong sangat tinggi, hampir mencapai 70 persen terhadap PDRB. Ini berarti bahwa pangsa sektor di luar pertanian hanya sekitar 30 persen lebih. Bila diamati lebih jauh, terdapat dua sub sektor yang menyumbang paling besar terhadap PDRB sektor pertanian yaitu sub sektor tanaman bahan makan dan perkebunan. Kedua sub sektor ini merupakan lapangan usaha utama yang menjadi sumber penghidupan masyarakat Kabupaten Kerinci. Akan tetapi Sebagian besar dari komoditas-komoditas pertanian tersebut belum mengalami prosesing lebih lanjut dalam aktivitas industri manufaktur.

Penyumbang terbesar kedua adalah sektor jasa-jasa terutama sub sektor jasa pemerintahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan kontribusi terbesar berasal dari sub sektor perdagangan. Fakta ini menunjukkan terbatasnya lapangan usaha yang menjadi penopang hidup masyarakat dengan aktivitas utama tanaman bahan makanan dan perkebunan. Aktivitas perdagangan yang umumnya berupa perdagangan eceran sebagian besar juga memperdagangkan komoditas pertanian disamping komoditas lainnya yang diimpor dari daerah lain atau luar negeri, termasuk diantaranya produk pangan olahan. Berdasarkan fakta ini pengembangan aktivitas ekonomi di luar sektor pertanian khususnya aktivitas industri harus dikaitkan langsung dengan aktivitas pertanian terutama tanaman bahan makanan dan perkebunan disamping peternakan dan perikanan. Mengingat sempitnya pasar lokal, pengembangan industri pengolahan pangan semestinya berorientasi ke luar yaitu pasar di daerah lain atau luar negeri. Melalui pengembangan industri berbasis pertanian beskala kecil dengan melibatkan lebih banyak masyarakat akan mampu menciptakan diversifikasi aktivitas ekonomi dan sumber penghidupan masyarakat perdesaan.

PERTUMBUHAN EKONOMI

,
Pertumbuhan ekonomi merefleksikan peningkatan produksi seluruh barang-barang dan jasa-jasa dalam suatu perekonomian. Pada tingkat perekonomian wilayah atau regional, nilai produksi keseluruhan barang-barang dan jasa-jasa tersebut dinyatakan sebagai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Nilai PDRB dapat dihitung berdasarkan harga yang berlaku pada setiap saat barang-barang dan jasa-jasa diproduksi atau dihitung berdasarkan harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu sebagai tahun dasar. Perhitungan pertama menghasilkan nilai PDRB nominal atau PDRB berdasarkan harga berlaku, sedangkan perhitungan kedua menghasilkan nilai PDRB rill atau PDRB berdasarkan harga konstan. Nilai PDRB rill menghilangkan efek kenaikan harga sehingga angkanya benar-benar mencerminkan kenaikan produksi seluruh barang-barang dan jasa-jasa yang tingkat kenaikannya disebut sebagai laju pertumbuhan ekonomi daerah.

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kerinci mencapai 5,01 persen per tahun selama periode 2000-2008 yang ditunjukkan oleh kenaikan PDRB rill dari Rp 677.081,23 juta pada tahun 2000 menjadi Rp 1.000.752,44 juta pada tahun 2008. Bila disimak perkembangannya per tahun, laju pertumbuhan ekonomi meningkat secara konsisten selama periode 2000-2007 kemudian melambat pada tahun 2008 bersamaan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi dan perekonomian nasional sebagai imbas dari krisis keuangan global. Meski demikian penurunannya relatif sangat kecil yang mencerminkan bahwa fondasi ekonomi Kabupaten Kerinci sesunguhnya masih cukup kuat.

Bila dilihat lebih jauh pola pertumbuhannya secara sektoral, peningkatan tertinggi terjadi pada sektor bangunan dan sektor listrik dan air bersih. Peningkatan nilai produksi rill sektor pertanian yang menjadi lapangan usaha sebagian besar penduduk Kabupaten Kerinci berada pada posisi ketiga. Sektor pertanian berperan sebagai pensuplai berbagai produk bahan makanan baik nabati maupun hewani untuk kebutuhan rumah tangga dan bahan baku industri. Sebagai kebutuhan pokok, permintaan komoditas bahan makanan bersifat relatif inelastis, artinya pengaruh harga dan pendapatan konsumen relatif kecil bila dibandingkan dengan pengaruhnya terhadap permintaan produk industri. Produk-produk pertanian yang berasal dari Kabupten Kerinci di suplai ke berbagai daerah di Sumatera dan Pulau Jawa bahkan ekspor ke negara tetangga. Faktor inilah salah satu yang menjadi keunggulan Kabupaten Kerinci sehinga daya tahannya relatif cukup tinggi terhadap guncangan eksternal.

Sektor lain yang mengalami peningkatan nilai tambah cukup tinggi adalah pengangkutan dan komunikasi serta sektor perdagangan. Sektor pertama merupakan penyedia jasa infrastruktur pengangkutan dan komunikasi. Peningkatan nilai tambah yang cukup tinggi pada sektor ini bersumber dari peningkatan nilai tambah sub sektor komunikasi sebesar 5,86 persen per tahun, sementara peningkatan nilai tambah sub sektor pengangkutan tercatat sebesar 4,88 persen. Yang cukup menarik adalah, peningkatan margin jasa transportasi dan komunikasi terjadi dalam kondisi infrastruktur transportasi yang kurang memadai. Fakta ini dapat ditafsirkan sebagai pencerminan dari rendahnya efisiensi dalam kegiatan pengangkutan dan komunikasi.

Peningkatan nilai tambah sektor pengangkutan dan komunikasi diiringi oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran pada posisi berikutnya. Aktivitas sub sektor perdagangan terkait langsung dengan jasa yang dihasilkan sektor pengangkutan dan komunikasi. Sektor perdagangan berperan sebagai media yang mempertemukan produsen dan konsumen yang difasilitasi oleh sektor pengangkutan dan komunikasi. Peningkatan nilai tambah sub sektor perdagangan besar dan eceran yang mencapai 4,77 persen per tahun merefleksikan tingginya margin perdagangan yang diperoleh pelaku aktivitas ekonomi sektor ini. Peningkatan margin yang tinggi pada sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor perdagangan akan berimplikasi pada mengecilnya proporsi peningkatan nilai tambah yang diperoleh produsen sehingga aktivitas ekonomi secara keseluruhan akan menjadi kurang efisien.

Sektor keuangan tercatat sebagai sektor yang peningkatan nilai tambah atau pertumbuhannya paling rendah. Sektor keuangan merupakan urat nadi bagi perkembanan berbagai aktivitas ekonomi sektor rill. Laju pertumbuhan yang relatif rendah pada sektor ini dapat dimaknai sebagai refleksi dari lambannya perkembangan kegiatan pembiayaan aktivitas ekonomi di Kabupaten Kerinci. Kondisi ini terkait erat dengan terbatasnya aktivitas industri pengolahan, padahal aktivitas sektor ini memiliki mata rantai aktivitas lebih panjang yang menciptakan keterkaitan langsung atau tidak langsung ke aktivitas ekonomi dibagian hulu dan aktivitas industri lanjutan dibagian hilir. Hingga saat ini Kabupaten Kerinci masih berperan sebagai pemasok bahan mentah atau bahan baku ke daerah lain atau luar negeri terutama produk tanaman bahan makanan dan perkebunan. Pengolahan produk-produk lokal masih relatif terbatas pada industri rumah tangga dan industri kecil yang menghasilkan makanan olahan. Kondisi ini terlihat dari laju pertumbuhan sektor industri yang relatif rendah menempati posisi terendah ketiga setelah sektor keuangan dan sektor pertambangan dan pengalian. Tingkat industrialisasi yang masih sangat rendah membatasi aktivitas yang dapat dibiayai perbankan secara lebih luas. Namun dalam tiga tahun terakhir telah terjadi peningkatan laju pertumbuhan sektor industri pengolahan secara signifikan dibanding periode tahun 2000-2005. Sementara itu, aktivitas sektor pertambangan dan penggalian di Kabupaten Kerinci masih sangat terbatas pada aktivitas sub sektor penggalian khususnya bahan galian golongan C.

PENDIDIKAN

,
Pendidikan (formal dan non formal) merupakan suatu proses yang diharapkan dapat merubah perilaku kearah yang lebih baik sehingga seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan lebih mudah mengadopsi berbagai perubahan atau kemajuan seperti perkembangan teknologi dan perubahan sosial. Proses pendidikan di Kabupaten Kerinci telah berlangsung cukup lama bahkan dapat dipandang sebagai pioner perkembangan pendidikan di berbagai wilayah dalam lingkungan Provinsi Jambi.

Kabupaten Kerinci merupakan tempat pertama kali berdirinya Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) di Provinsi Jambi. Berlatar belakang demikian, tingkat pendidikan masyarakat Kerinci tergolong cukup tinggi. Secara rata-rata masyarakat telah mengikuti pendidikan Sekolah Dasar hingga Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Sebagian penduduk bahkan telah menamatkan pendidikan tinggi yang jumlahnya tercatat sebesar 4.448 jiwa.

Pada tahun ajaran 2007/2008 jumlah sekolah, kelas, siswa, siswa yang mengulang, putus sekolah dan yang lulus, seperti digambarkan pada tabel 2.13. Pada tabel tersebut terlihat masih tingginya angka putus sekolah, untuk tingkat SD sebesar 185 orang, SMP sebesar 170 orang dan SLTA sebesar 178 orang.

Akses masyarakat terhadap layanan pendidikan di Kabuapten Kerinci meningkat secara konsisten dari tahun ketahun. Pada tahun 2006 anggka partisipasi murni (APM) untuk Taman Kanak-Kanak (TK) sebesar 25,90 persen, meningkat menjadi 35,96 persen pada tahun 2008. Untuk tingkat SD juga mengalami peningkatan secara signifikan. Tahun 2006 angka APM baru mencapai 92,94 persen, meningkat menjadi 94,43 persen pada tahun 2008. Pada tingkat SMP, Angka Partisipasi Murni (APM) pada tahun 2006 mencapai 83,81 persen meningkat menjadi 84,61 persen pada tahun 2008. Ditingkat SMA Partisipasi Murni (APM) juga mengalami peningkatan dari 68,79 persen pada tahun 2006 meningkat menjadi 72,94 persen pada tahun 2008.

Sementara itu, Angka Partisipasi Kasar (APK) di Kabupaten Kerinci juga mengalami peningkatan secara konsisten. Di tingkat TK, Angka Partisipasi Kasar (APK) pada tahun 2006 mencapai 38,04 persen meningkat menjadi 45,96 persen pada tahun 2008. Untuk tingkat SD, APK pada tahun 2006 mencapai 99,38 persen meningkat menjadi 99,47 persen pada tahun 2008. Di tingkat SMP, peningkatan APK terlihat dari 80,88 persen pada tahun 2006 menjadi 87,70 persen pada tahun 2008. Di tingkat SMA, APK pada tahun 2006 mencapai 70,93 meningkat menjadi 81,78 persen pada tahun 2008.

KESEJAHTERAAN SOSIAL

,
Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) di Kabupaten Kerinci sudah cukup memadai tetapi secara kualitatif masih memerlukan langkah-langkah pemberdayaan. Di samping itu juga sangat diperlukan adanya sistem informasi kesejahteraan sosial yang meluas sehingga dapat terjalin kemitraan dengan berbagai kalangan dan diharapkan dapat meningkatkan partisipasi sosial masyarakat dalam menangani masalah kesejahteraan social.

Pemberdayaan keluarga miskin telah ditangani, akan tetapi sejak terjadinya krisis tahun 1998 jumlah tersebut diperkirakan meningkat sehingga Pemerintah tetap harus bekerja keras dalam menuntaskan permasalahan ini di masa mendatang. Program kerja ke arah ini selalu diutamakan atau menjadi prioritas bagi percepatan pemulihan kemakmuran masyarakat Kabupaten Kerinci. Hingga tahun 2002 permasalahan sosial ekonomi terus bertambah antara lain, seperti masalah anak terlantar dan korban NAPZA. Untuk itu, peningkatan kesejahteraan sosial dapat dilaksanakan melalui Program Perlindungan Penyandang Masalah Sosial dan Peningkatan Kepedulian Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial.

AGAMA

,
Masyarakat Kabupaten Kerinci merupakan masyarakat religius yang masih memegang teguh nilai-nilai agama islam dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini mengingat bagian terbesar penduduk setempat memeluk agama islam. Para pemeluk agama selain islam umumnya pendatang dari berbagai daerah lainnya atau kelompok etnis tertentu.

Pada tahun 2002 penganut agama di kabupaten kerinci sebanyak 310.805 orang, yang beragama Islam sebanyak 309.920 orang atau 99,7 %, Katolik 401 orang atau 0,13 %, Kristen Protestan 187 orang atau 0,06 % , Hindu 32 orang atau 0,01 %, dan Budha 265 orang atau 0,09 %. Sarana ibadah terdiri dari Masjid 294 buah, Mushala 125 buah, Langgar 319 buah, Taman Pendidikan Al-qur'an (TPA) 341 buah, Gereja 1 buah. Sedangkan penyuluh agama Islam kategori madya 63 orang, kategori muda 193 orang, ulama 345 orang, khotib 1.754 orang, hafid 22 orang dan hafidzah 126 orang.

Kerukunan kehidupan intern umat dan antar umat beragama di Kabupaten Kerinci dalam kondisi aman dan terkendali.
Untuk memudahkan umat beragama melaksanakan ibadahnya, di Kabupaten Kerinci terdapat sarana ibadah yang terdiri dari masjid 294 buah, mushola 125 buah, langgar 319 buah dan gereja 1 buah Taman Pendidikan Al qur'an (TPA) 341 buah.
Pemerintah daerah bersama dengan tokoh tokoh masyarakat berupaya dalam berbagai kegiatan untuk mendukung pembangunan agama dalam bentuk pembinaan kadar keimanan dan ketaqwaan kepada tuhan yang maha esa, pengajian bulanan, safari jum'at serta mengadakan penyuluhan narkoba dan kenakalan remaja.

Program pembangunan agama telah dilaksanakan melalui pembinaan lembaga sosial keagamaan untuk meningkatkan pelayanan keagamaan dalam upaya melakukan pembinaan masyarakat terhadap pemahaman nilai nilai agama yang dianutnya.

BENDA BERSEJARAH

,
Kabupaten Kerinci merupakan suatu daerah yang mayoritas menganut agama islam dari abad VIII. Hal ini dibuktikan dengan adanya peninggalan sejarah berupa Mesjid Agung Pondok Tinggi, dan Mesjid Raya Pulau Tengah. Mesjid tersebut merupakansalah satu dari beberapa mesjid kuno yang ada di Kabupaten Kerinci yang masih aktif digunakan untuk pelaksanaan ibadah bagi masyarakat Kerinci.

Keunikan dari peninggalan sejarah ini adalah arsitektur bangunan yang merupakan asimilasi antara budaya hindu dan islam. Hal ini dapat dilihat dari bentuk kubah bangunan yang merupakan adobsi dari budaya hindu. Selain itu mesjid tersebut dibangun tampa menggunakan pasak atau dengan cara memadukan antara kayu-kayu tiang penyangganya.

Sedangkan Prasasti atau batu berukir (bertulis) di Kabupaten Kerinci dapat ditemukan di Muak, Kecamatan Gunung Raya yang berjarak + 23 km dari Kota Sungai Penuh. Adapun bentuk ukiran batu iniadalah bentuk gajah, onta dan gambar kuda yang diperkirakan peninggalan sejarah abad III dan IVMasehi.

Selain itu di Muak dapat dijumpai batu-batu dengan corak lain seperti batu gong, batu dagu, batu patah dan batu tangkup. Tidak hanya di desaMuak, peninggalan sejarah juga dapat ditemui didesa lain seperti dolmen yang terdapat di desa Pulau Tengah. Hal ini menunjukkan betapa banyak bukti peninggalan sejarah di Kabupaten Kerinci yang mesti dijaga dan dilestarikan oleh generasi mendatang.

SENI DAN BUDAYA

,
Kabupaten Kerinci memiliki potensi nilai seni dan budaya cukup besar dengan keragaman yang sangat tinggi. Potensi seni yang berkembang di daerah ini diantaranya adalah seni musik daerah, nyanyian-nyanyian daerah, tarian daerah, kesenian bernuansa islami, dan berbagai bentuk seni tradisional lainnya. Eksistensi kesenian daerah dimungkinkan oleh keberadaan kelompok-kelompok seni daerah yang tersebar di berbagai daerah perdesaan yang meliputi seni teater sebanyak 28 buah, seni tari sebanyak 65 buah, seni musik sebanyak 52 buah, seni musik qasidah/rebana sebanyak 48 buah, dan wayang sebanyak 9 buah. Pertunjukan kesenian daerah umumnya dikaitkan langsung dengan acara-acara serimonial seperti acara pernikahan, menyambut kelahiran seorang bayi, peresmian rumah tempat tinggal, acara sunatan anak laki-laki atau bentuk acara lainnya.

Selain kesenian daerah, Kabupaten Kerinci juga memiliki potensi budaya daerah yang sangat besar dan bernilai luhur karena tumbuh secara alami dari akar budaya masyarakat secara turun temurun hingga ratusan tahun. Hingga saat ini, masyarakat masih memegang teguh nilai-nilai budaya daerah baik dalam pelaksanaan berbagai acara adat maupun acara serimonial serta penyelesaian berbagai persoalan kemasyarakatan dalam kehidupan sehari-hari yang menyangkut harta benda atau perbuatan kriminal dan asusila.

PETA WISATA ALAM KERINCI

,


Wisata Alam terdiri dari

1. Gunung Kerinci : memiliki ketinggian 3805 m berjarak 49 Km dari Sungai Penuh.
2. Danau Gunung Tujuh : merupakan salah satu objek wisata alam yang mempunyai keindahan tersendiri berada pada ketinggian 1.996 mDpl adalah Danau tertinggi di Asia Tenggara.
3. Perkebunan Teh Kayu Aro dengan luas 3050 Ha Berada ketinggian lebih dari 1500 mDpl dan merupakan Perkebunan Teh dengan hamparan terluas di dunia yang di kelola oleh PT. Perkebunan Nusantara VI. Dimana khusus untuk grade 1 s/d 10 merupakan kualitas expor.
4. Air Terjun Telun Berasap : Air terjun ini menyuguhkan keindahan aliran air melewati tebing terjal (+50 m) dan hempasan curahan air pada bebatuan yang mengeluarkan bunyi gemuruh dan butiran air seperti asap sehingga menimbulkan warna-warna pelangi.
5. Sumber Air Panas Semurup : terletak 9 Km dari ibukota Kabupaten Sungai Penuh tempat ini dapat dijadikan tempat pemandian air panas alami.
6. Panorama Bukit Kayangan : dari bukit ini kita dapat melihat keindahan kota Sungai Penuh.
7. Danau Kerinci : memiliki luas 4000 Ha terletak pada ketinggian 783 mDpl Danau ini terletak 16 Km dari ibukota Kabupaten Sungai Penuh.

Kependudukan

,
Jumlah dan Sebaran Penduduk

Penduduk merupakan subjek atau sasaran dan sekaligus sebagai objek atau pelaku kegiatan ekonomi yang melaksanakan proses pembangunan. Keberadaan peran ganda demikian menempatkan penduduk pada posisi sentral dalam setiap langkah kebijakan dan strategi pembangunan. Jumlah penduduk yang besar harus disertai dengan kualitas yang tinggi sehingga keberadaannya dapat menjadi modal dasar proses pembangunan, bukan sebaliknya penduduk justeru dipandang sebagai beban pembangunan. Pemikiran demikan harus menjadi dasar pijakan dalam perumusan kebijakan dibidang kependudukan dan peningkatan kualitas sumberdaya manusia.

Jumlah penduduk Kabupaten Kerinci pada tahun 2009 tercatat sebesar 235.418 jiwa terdiri atas 118.766 jiwa perempuan dan 116.652 jiwa laki-laki yang tersebar di 12 kecamatan. Total jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Kayu Aro dan Siulak, sementara jumlah penduduk paling sedkit ditemukan di Kecamatan Gunung Kerinci dan Gunung Tujuh. Proporsi penduduk laki-laki dan perempuan pada setiap wilayah kecamatan relatif berimbang, namun pada sebagian besar kecamatan, jumlah penduduk perempuan sedikit melebihi jumlah penduduk laki-laki. Jumlah penduduk laki-laki hanya melebihi jumlah penduduk perempuan pada empat kecamatan yaitu Kecamatan Gunung Raya, Sitinjau Laut, Kayu Aro dan Gunung Tujuh. Kecenderungan ini berkatian langsung dengan karakteristik angka harapan hidup kaum perempuan yang umumnya lebih tinggi dari pada kaum laki-laki.



Variasi jumlah penduduk pada setiap kecamatan dan variasi luas wilayahnya menyebabkan terjadinya ketimpangan kepadatan penduduk antar kecamatan dengan kepadatan tertinggi ditemukan di Kecamatan Depati Tujuh diikuti Kecamatan Sitinjau Laut, sementara kecamatan dengan kepadatan terendah adalah Kecamatan Gunung Raya dan Kecamatan Gunung Kerinci. Dua kecamatan yang disebut terdahulu merupakan kecamatan dengan wilayah tersempit, sedangkan Kecamatan Gunung Raya memiliki wilayah paling luas. Secara rata-rata tingkat kepadatan penduduk adalah sebesar 62 jiwa per Km persegi, namun ketika dikeluarkan areal TNKS, kepadatan penduduk Kabupaten Kerinci mencapai 123 jiwa per Km persegi. Angka ini tergolong cukup tinggi menempati urutan terpadat kedua setelah Kota Jambi.



Struktur Usia Penduduk

Struktur usia penduduk menunjukkan sebaran penduduk berdasarkan kelompok usianya yang secara garis besarnya terbagi ke dalam tiga yaitu usia belum produktif, usia produktif dan usia tidak produktif (usia lanjut). Kelompok usia belum produktif adalah penduduk berusia 0-14 tahun yang jumlahnya mencapai 66.209 jiwa atau sekitar 28,12 persen dari total jumlah penduduk. Kelompok penduduk usia produktif adalah penduduk yang termasuk ke dalam usia kerja yaitu berumur 15-64 tahun. Kelompok usia ini merupakan tulang punggung perekonomian yang secara produktif melakukan aktivitas ekonomi untuk memperoleh pendapatan. Jumlah penduduk kelompok usia ini mencapai 157.922 jiwa atau 67,08 pesen dari total jumlah penduduk. Penduduk yang termasuk ke dalam kelompok usia tidak produktif atau usia lanjut adalah penduduk yang berusia 65 tahun ke atas yang jumlahnya mencapai 11.287 jiwa atau 4,79 persen.

Angka-angka di atas menunjukkan bahwa struktur umur penduduk Kabupaten Kerinci masih memberat pada usia muda. Proporsi penduduk usia sekolah (5-19 tahun) mencapai 28,39 persen dari total jumlah penduduk. Bila ditambahkan dengan penduduk usia pendidikan tinggi (20-24 tahun) jumlahnya mencapai 87.192 jiwa atau 37,04 persen dari total jumlah penduduk. Hal ini berimplikasi pada perlunya penyediaan fasilitas pendidikan dan pelatihan secara lebih memadai dengan kualitas yang relatif lebih baik untuk menjamin kualitas pendidikan kelompok generasi muda.



Proporsi kelompok usia produktif telah mencapai lebih dari separoh dari jumlah penduduk. Kelompok ini adalah bagian dari penduduk yang diharapkan dapat bekerja secara produktif untuk mendorong aktivitas ekonomi dan menghasilkan pendapatan yang layak untuk membiayai kehidupan seluruh penduduk. Konsekuensinya harus tersedia lapangan kerja yang mencukupi dan sesuai dengan keahlian pekerja untuk memaksimalkan peluang kelompok penduduk usia produktif bekerja dan menghasilkan tingkat pendapatan yang cukup memadai bagi kesejahteraan seluruh penduduk.

Penduduk berusia tidak produktif masih relatif kecil, namun seiring dengan perjalanan waktu jumlah kelompok penduduk ini akan terus meningkat dimasa yang akan datang sehingga diperlukan langkah-langkah antisipatif dalam pelayanan bidang kesehatan dan jaminan hari tua. Kelompok penduduk usia lanjut bersama kelompok penduduk usia 0-14 tahun merupakan kelompok usia tidak produktif yang jumlah keseluruhannya mencapai 77.496 jiwa. Kedua kelompok usia ini menjadi beban tanggungan kelompok usia produktif. Bila dihitung rasionya terhadap kelompok usia produktif diperoleh Angka Beban Ketergantungan sebesar 49,07 %. Angka ini menunjukkan bahwa setiap dua orang penduduk usia produktif menanggung beban menghidupi satu orang penduduk usia tidak produktif.

Sumber Daya Hutan

,
Sumber daya hutan yang terdapat di Kabupaten Kerinci adalah kawasan TNKS dan Hutan Produksi Kemasyarakatan (HPK). Kawasan TNKS berfungsi sebagai penyangga yang mempertahankan kondisi alamiah ekosistem, melestarikan keaneka ragaman ekologis dan sumber daya plasma nuftah, disamping fungsinya untuk menjaga keseimbangan ekologis dan tata air lingkungan dan sebagai catchment area yang mencegah terjadinya banjir, erosi dan longsor yang sering terjadi pada daerah perbukitan. Areal HPK sebagian besar dimanfaatkan untuk budi daya tanaman Casiavera (kayu manis) sebagai salah satu tanaman perkebunan tahunan yang dominan dibudidayakan penduduk Kerinci. Pada saat ini lebih dari 60 % HPK telah beralih fungsi menjadi perladangan penduduk dan perkebunan rakyat serta lahan-lahan terlantar. Upaya reboisasi dan pengembalian fungsi HPK telah dilakukan dan beberapa lokasi akan dimanfaatkan untuk kegiatan Agroforestry sebagai pengembangan dari HPK. Upaya pemanfaatan hasil hutan seperti kayu tebangan, rotan dan lain sebagainya perlu ditangani dan dikendalikan melalui pola pendayagunaan berkelanjutan untuk mencegah terjadinya kerusakan hutan dan ekosistem lingkungan pada tingkat yang lebih parah.

Potensi Sumber Daya Wisata Alam

,
Karakteristik tofografis dan morfologis yag dimilikinya menjadikan Kabupaten Kerinci sebagai wilayah yang beriklim sejuk dan berpanorama alami sangat indah dan menakjubkan. Kondisi ini menganugerahi Kerinci suatu potensi sumber daya wisata alam (ekowisasta) yang sangat besar. Potensi wisata alam juga ditunjukkan oleh kekayaan flora dan fauna dengan keanekaragamannya yang sangat tinggi khususnya dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Keragaman potensi flora mencakup lebih kurang 4000 jenis yang didominasi oleh famili dipterocarpacae, leguminosae, lauraceace dan mirtaceae serta terdapat semak-semak alvin dari vaccinium rhododendron pada daerah di atas 3000 mdpl. Selain itu juga terdapat tegakan alam pinus mercuri strain Kerinci, bunga bangkai, amorphophallus titanum, bunga reflesia arnoldi dan berbagai jenis flora lainnya.

Tidak jauh berbeda dengan kekayaan flora, pada kawasan TNKS juga terdapat berbagai jenis fauna yaitu mencapai 37 jenis mamalia, 139 jenis burung, 10 jenis reptelia dan 6 jenis primata. Berbagai jenis satwa langka lainnya yang ditemukan adalah badak sumatera (dicerorphinis sumatrensis), harimau sumatera (phantera tigiris), macan dahan (neopelis nebbulosa, kambing hutan (capricornis sumatrensis, dengan jenis primata seperti siamang (sympalangus syndactilus), ungko (hylobetes agilis), simpai (presbytis melaluphos), wau-wau hitam (Hylobates lar), beruk (maraca nemestrina, kera (mancaca dascicu-laris) dan fauna lainnya.

Potensi sumber daya obyek wisata alam lainnya adalah Danau Kerinci, Danau Gunung Tujuh, Danau Lingkat, Air Terjun, Gunung Kerinci, Air Panas, Aroma Peco, Goa, Panorama Alam, Batu Gong Pondok, Batu Bersurat, Mesjid Agung Pondok Tinggi, Mesjid Keramat Pulau Tengah, Periuk tembikar Rawang dan Tulisan Rencong pada kulit kayu dan tanduk. Danau Gunung Tujuh merupakan danau yang berada diatas pegunungan bukit barisan dan tercatat sebagai danau tertinggi di Asia Tenggara, sementara Gunung Kerinci tercatat sebagai gunung berapi aktif tertinggi di Indonesia.

SUMBER DAYA AIR

,
Potensi sumber daya air di Kabupaten Kerinci sangat melimpah, karena letaknya yang berlokasi di dataran tinggi dengan kondisi topografi pergunungan dan hutan lebat, disertai beberapa alur sungai dan anak sungai. Sebagian aliran sungai dan anak sungai bermuara ke Danau Kerinci, kemudian mengalir melalui Sungai Batang Merangin sampai ke pantai timur Jambi. Sebagai gerbang utama arus ke luar deposit air dari Danau Kerinci, Sungai Batang Merangin semerupakan sungai terbesar yang ada di Kabupaten Kerinci.

Sungai lain yang terdapat di Kabupaten Kerinci adalah Sungai Sikai, Sungai Rumpun, Sungai Tanduk, Sungai Cibudak, Sungai Dadap, Sungai Simpang Tutup, Sungai Siulak Deras, Sungai Koto Rendah, Sungai Bukit Sembahyang, Sungai Dusun Baru, Sungai Pendung Mudik, Sungai Air Patah, Sungai Terung, Sungai Semurup, Sungai Tutung, Sungai Bungkal, Sungai Batang Serong, Sungai Renah Kayu Embun, Sungai Batu Lumut , Sungai Tanah Kampung, Sungai Hiang, Sungai Batang Sangir, Sungai Betung Kuning, Sungai Cupak Raja Seleman, Sungai Talang Kemulun, Sungai Lubuk Pagar, Sungai Tapan, Sungai Air Jernih, Sungai Air Terjun, Sungai Air Lintah, Sungai Talang Kemuning, Sungai Rawa Air Lingkat, Sungai Rumpun dan Sungai Renah Sako. Selain bermuara di Danau Kerinci, sebagian dari sungai ini mengalir ke Sumatera Barat seperti Sungai Air Terjun ke Kabupaten Solok Selatan dan Sungai Batang Sako ke Kabupaten Pesisir Selatan.

Yang menjadi permasalahan adalah daerah aliran Sungai (DAS) yang melewati wilayah Kabupaten Kerinci sudah mengalami pencemaran dan kerusakan sebagai akibat penebangan hutan, sehingga pada musim hujan banyak massa tanah yang hanyut (erosi) dan mengakibatkan pendangkalan sungai dan pendangkalan Danau Kerinci serta mempengaruhi kadar kapur tanah. Pendangkalan sungai dan danau terjadi sebagai akibat tersuspensinya colloid tanah liat humus di dasar air.

Potensi sumerdaya air lainnya di Kabupaten Kerinci adalah keberadaan beberapa danau yang terdiri atas: Danau Kerinci, Danau Gunung Tujuh, Danau Lingkat, Danau Belibis dan danau-danau kecil lainnya yang berpotensi untuk diolah sebagai air mineral dan dimanfaatkan sebagai sumber pembangkit energi listrik PLTA.

KAREKTERISTIK KAWASAN

,
Karakteristik Kawasan

Wilayah Kabupaten Kerinci dibagi ke dalam dua kawasan yaitu Kawasan Hutan Lindung dan Kawasan Budidaya. Pembagian ini pada satu sisi didasarkan atas karakteristik sumber daya yang ada dan mengacu pada Undang-Undang Nomor 4 tahun 1984 tentang ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup, yang menyebutkan bahwa pelaksanaan pembangunan harus selalu memperhatikan kelestarian sumberdaya alam atau berwawasan lingkungan. Pada sisi lain, lahan merupakan tempat berlangsungnya berbagai aktivitas ekonomi terutama aktivitas sektor pertanian yang berfungsi sebagai sumber penghidupan masyarakat. Persoalan dilematis ini berimplikasi pada perlunya pengaturan pola penggunaan lahan yang mampu menjamin terciptaya sumber penghidupan masyarakat dan sekaligus dapat mewujudkan kesinambungan penghidupan tersebut secara berkelanjutan bagi generasi mendatang.

Kawasan Lindung

Kawasan Lindung atau non budidaya adalah kawasan yang memiliki fungsi utama untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan budaya serta sejarah, sehingga dapat menjamin berlangsungnya pembangunan secara berkelanjutan. Kawasan lindung harus mendapat perlindungan dari kegiatan-kegiatan produksi dan kegiatan manusia lainnya yang dapat merusak kelestarian lingkungan. Kawasan lindung dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok sebagai berikut:

1. Kawasan yang memberikan perlindungan pada kawasan bawahannya, meliputi hutan lindung, kawasan bergambut dan kawasan resapan Air.
2. Kawasan perlindungan setempat, meliputi kawasan sempadan sungai, kawasan sekitar danau atau waduk dan kawasan sekitar mata air.
3. Kawasan suaka alam dan cagar alam terdiri dari kawasan suaka alam, taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam serta kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
4. Kawasan rawan bencana, yaitu kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana alam.
5. Kawasan lindung di Kabupaten Kerinci adalah kawasan yang termasuk ke dalam areal Taman Nasional Kerinci Seblat dengan luas mencapai 191.822 Ha atau 50,37 persen dari keseluruhan luas wilayah Kabupaten Kerinci.


Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan fungsi utamanya untuk dibudidayakan atas dasar kondisi atau potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan serta merupakan kawasan di luar kawasan lindung yang kondisi fisik dan potensi sumber daya alamnya dapat dan perlu dimanfaatkan secara optimal baik bagi kepentingan produksi atau kegiatan usaha maupun pemenuhan kebutuhan kebutuhan manusia. Oleh sebab itu penetapan kawasan ini dititik beratkan pada usaha untuk memberikan dan menunjang pengembangan berbagai kegiatan budidaya sesuai dengan potensi yang ada dengan memperhatikan pemanfaatan yang efisien dan efektif. Kawasan budidaya tersebut dapat dikelompokkan menjadi 5 bagian sebagai berikut:

1. Kawasan hutan produksi meliputi kawasan hutan produksi terbatas, kawasan hutan produksi tetap dan kawasan hutan produksi konversi.
2. Kawasan pertanian meliputi kawasan tanaman pangan lahan basah, kawasan tanaman pangan lahan kering, kawasan tanaman tahunan atau perkebunan, kawasan peternakan dan kawasan perikanan.
3. Kawasan pertambangan, yaitu kawasan yang diperuntukan bagi kegiatan pertambangan, baik wilayah yang sedang maupun yang segera akan dilakukan kegiatan pertambangan.
4. Kawasan pariwisata, yaitu kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan wisata.
5. Kawasan permukiman, yaitu kawasan yang diperuntukan bagi kawasan permukiman.

PETA ADMINISTRASI KABUPATEN KERINCI

,
PETA ADMINISTRASI KABUPATEN KERINCI

,
Letak Wilayah

Wilayah Kabupaten Kerinci terletak dibagian barat Pulau Sumatera tepatnya diantara 01 41' sampai 02 26' lintang selatan dan 101 08' sampai 101 40' bujur timur. Kabupaten ini berjarak sekitar 418 km dari Kota Jambi, dengan batas-batas sebagai berikut :
• Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Solok Selatan Provinsi Sumatera Barat.
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Merangin.
• Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bungo dan Kabupaten Merangin.
• Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu dan Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat.


Luas Wilayah

Sejak awal tahun 2009 Kabupaten Kerinci dimekarkan menjadi dua wilayah administratif yang terpisah dengan berdirinya Kota Sungai Penuh. Setelah pemekaran, luas wilayah Kabupaten Kerinci berkurang menjadi 380.850 Ha menempati urutan ketiga tersempit diantara Kabupaten/Kota yang ada di Propinsi Jambi atau seluas  7,13 persen dari total wilayah Propinsi Jambi. Dari keseluruhan luas wilayah tersebut sekitar 50,37 persen telah diklaim oleh pemerintah sebagai bagian areal Taman Nasional Kerinci Seblat. Areal yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai penggunaan seperti kawasan budidaya hanya tersisa sekitar 49,63 persen atau 3,59 persen dari keseluruhan luas wilayah Propinsi Jambi. Dari 189.028 Ha areal yang dapat dimanfaatkan, seluas 41.620 Ha atau 22,12 persen merupakan kawasan non pertanian dan hanya 147.408 Ha yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan budidaya pertanian.

Secara administratif, keseluruhan luas wilayah Kabupaten Kerinci terkelompok ke dalam 12 (dua belas) kecamatan dengan karakteristik yang cukup beragam seperti jumlah desa/kelurahan, luas wilayah, jumlah dan tingkat kepadatan penduduk, kualitas sumber daya manusia, potensi sumber daya alam, kondisi geografis, dan ketersediaan sarana dan prasarana. Keragaman berbagai karakteristik tersebut menyebabkan perkembangan masing-masing wilayah cukup bervariasi antar kecamatan.




Topografi dan Morfologi

Wilayah Kabupaten Kerinci merupakan daerah pergunungan yang terletak disepanjang Bukit Barisan membentang dari Gunung Kerinci sampai ke Gunung Raya. Lokasi wilayahnya berada pada ketinggian 500 m�3805 m dpl, beriklim tropfis dan hawa yang sejuk dengan suhu rata-rata berkisar diseputar 22 derajat Celcius. Karakter wilayahnya bergelombang dan berbukit-bukit membentok enclave yang sangat luas dan sebahagian ditutupi hutan lebat yang alami. Sebagian besar wilayahnya (81,22 %) terletak pada ketinggian di atas 1000 m dpl, sementara wilayah yang berketinggian antara 500 -1000 m dpl seluas 72.246 Ha (17,20 %) dan wilayah yang berada di bawah 500 m dpl hanya 6.636 Ha (1,58 %) yaitu di Kecamatan Gunung Raya dan Batang Merangin.



Secara umum wilayah Kabupaten Kerinci dapat dikelompokkan dalam beberapa satuan morfologi yaitu dataran, perbukitan yang begelombang halus sampai perbukitan sedang dan pergunungan. Dari bentuk morfologi dan peyebaran batuannya, maka orientasi kearah utara akan dijumpai morfologi yang lebih tinggi yaitu morfologi perbukitan gelombang sampai pergunungan, yang diikuti dengan variasi dan jenis batuan yang ada, sedangkan pada orientasi kearah selatan akan dijumpai morfologi dataran rendah dan batuan yang relatif sejenis. Kondisi tofografi dan morfologi demikian, menyebabkan wilayah Kabupaten Kerinci memiliki potensi sumber daya yang besar dan keindahan alam yang sangat menakjubkan.


Jenis dan Tata Guna Tanah

Lahan yang terdapat di wilayah Kabupaten Kerinci terbagi ke dalam 6 (enam) jenis yaitu Andosol, Laosol, Podsolik, Alluvial, Komplek Podsolik-Latosol dan Latosol serta jenis tanah komplek Latosolol-Litosol. Dilihat dari komposisinya, jenis tanah yang paling dominan adalah tanah Andosol yang tersebar pada sebagian besar wilayah dengan luas mencapai 275.755 ha atau 65,65 % dari total luas tanah yang ada. Jenis tanah Latasol menempati urutan kedua denagnlua 88.704 ha atau 21,12 %, diikuti oleh jenis tanah Podsolik (28.761 ha atau 6,85 %), Alluvial (11.200 ha atau 2,67 %), Campuran Podsolik-Latasol dan Litosol 12.975 ha atau 3,09 %, serta campuran Latosol dengan Litosol (2.605 ha atau 0,62 %).

Jenis tanah Alluvial merupakan tanah yang baru berkembang, terdapat pada daerah endapan sungai atau daerah rawa-rawa tertentu. Jenis tanah ini berasal dari alluvium yang kaya unsur hara dengan tingkat kesuburan yang tinggi, sehingga sangat cocok dimanfaatkan sebagai lahan kegiatan pertanian.

Dari berbagai jenis tanah yang ada di Kabupaten Kerinci, penggunaannya beragam sesuai dengan potensi masing-masing jenis lahan tersebut. Sebagai daerah yang sebagian besar lahannya termasuk ke dalam areal Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), penggunaan tanaha untuk areal hutan negara/hutan lebat memiliki porsi paling besar diikuti oleh penggunaan lahan untuk tegal, ladang, kebun, dan huma. Proporsi penggunaan lahan untuk areal hutan negara/lebat mencapai lebih separoh dari total luas lahan di daerah ini.



Catatan : Termasuk wilayah Kota Sungai Penuh
Sungairing dengan dinamika perkembangan aktivitas ekonomi masyarakat pola penggunaan tanah telah mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Selama lima tahun terakhir, penggunaan tanah untuk lahan persawahan turun rata-rata sebesar 0,96 persen per tahun, tegalan naik 0,82 persen, pekarangan naik 0,31 persen, dan penggunaan lainnya turun 1,57 persen dari total luas lahan pertanian. Dinamika penggunaan lahan pertanian selain terkait dengan fluktuasi harga berbagai komoditi hasil pertanian di pasar domestik dan internasional juga berkaitan dengan meningkatnya kebutuhan lahan untuk berbagai penggunaan lainnya seperti pembangunan areal pemukiman penduduk, gedung perkantoran, pertokoan, dan infrastruktur jalan.
 

VISIT KERINCI Copyright © 2011 | Template design by O Pregador | Powered by Blogger Templates